Advertise Here

Dunia Bahasa

- Another Blogger Blog's

Sabtu, 09 Januari 2010

Kalimat Majemuk

Kalimat Majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat Majemuk Rapatan
[sunting]
Kalimat majemuk setara

Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan`
Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan`
Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau`
Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`, `sedangkan`, `melainkan`
Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`, `lantas`
[sunting]
Kalimat majemuk bertingkat

Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Contoh: Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor. Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
[sunting]
Kalimat majemuk campuran

Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.

Sumber by : http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_majemuk


Read More..

Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.

Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.

Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.


Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
PELATIHAN
Ubahlah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi kalimat efektif!
1. Seluruh siswa-siswa diharapkan harus mengikuti kerja bakti.
2. Para siswa-siswa diharuskan hadir di sekolah.
3. Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan.
4. Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap
5. Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.

Sumber by : http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
Read More..

Permintaan Maafku

Hari-hari berlalu dengan cepat
Ku tak menyadari selama ini
Ku telah melukai perasaanmu
Menyakiti hati yang tulus mencintaiku
Tak tau bagaimana ku harus meminta maaf padamu
Mungkin seribu maaf tak cukup menebus kesalahanku
Kesalahan yang menumpuk bagai gunung batu
Mungkinkah kau memberi maaf tuk kekasih hatimu
Read More..

SURAT NIAGA

Surat niaga adalah jenis surat yang isinya berhubungan dengan kepentingan-kepentingan niaga atau perdagangan. Biasanya ditulis oleh perseorangan atau perusahaan-eprusahaan yang bergerak dalam bidang perniagaan. Yan termasuk surta niaga ialah :
1.surat penawaran
2.surat permintaan
3.surat penolakan
4.surat periklanan
5.surat pengantar
6.surat penagihan
7.surat periklanan

hal-hal yang diperhatikan dalam menulis surat niaga :
A.menetapkan tujuan,misalnya penawaran, permintaan,dll.
B.Menetapkan isi surat yang hendak di sampaikan.
C.Penetapan tata urutan isi surat
D.Isi suart secara teratur dengan kalimat yamg lengkap dan mudah dipahami.
E.Hindari penggunaan singkatan yang belum lazim.
F.Perhatikan tanda baca dan ejaan.



Bagian-bagian surat niaga :
a.Kepala surat / kop surat
b.Nomor,lampiran, perihal
c.Alamat dituju
d.Tubuh surat
e.Salam penutup
f.Tanda tangan dan nama terang

Read More..

SURAT KUASA

Surat kuasa adalah surat yang berisi pelimpahan wewenang dari persoalan perseorangan kepada orang lain sehingga dapat bertindak mewakili pejabat yang memberi wewenang.
Jika menyangkut aspek hukum surat harus dibubuhi materai sesuai dengan etentuan. Adapun surat kuasa yang telah ditulis dalam kerats segel tidak perlu dibubuhi materai.
Ciri-ciri :
a.Ada pihak pemberi kuasa dan penerima kuasa. Posisi pihak kuasa lebih tinggi dibandingkan peneriam kuasa.
b.Isi atau perihal yang dikuasakan dapat berupa pekerjaan, kegiatan,atau kewenangan.
c.Tidak ada format surat yang standar, namun yang lazim pemberi kuasa selalu dinyatakan lebih dahulu dibandingkan dengan penerima kuasa.
d.Bahasa yang digunakan padat, ringkas, dan langsung pada pokok persoalan.
e.Ada batas waktu pemberian kuasa yang berarti wewenang tidak berlaku selamanya.

Hal-hal yang harus ada dalam surat kuasa meliputi :


a.Judul surat “SURAT KUASA “.
b.Pemberi kuasa dan identitas.
c.Peneriam kuasa dan identitas.
d.Bentuk wewenang yang dikuasakan/dilimpahkan.
e.Tanggal,bulan,dan tahun penulisan surat.
f.Tanda tanagn pihak pemberi kuasa dan penerima kuasa.
g.Materai (berkaitan dengan aspek hukum).

Macam-macam surat kuasa :
a.Surat kuasa pengambilan dokumen
b.Surat kuasa penjualan
c.Surat kuasa mencairkan uang
d.Surat kuasa pengambilan gaji
e.Dll.
Read More..

PIDATO

• Metode :
- improtu(sertamerta / tiba-tiba)
- Menghafal
- Naskah
Ekstemporan (intinya)
•Tubuh isi :
a.pembuka :
Salam
Kalimat pembuka
Sapaan
Puji syukur
Tema
b.Isi pidato :
Pengertian
Contoh-contoh
Dasar materi
Dalil-dalil
c.Penutup :
oKesimpulan
oHarapan
oSalam


•Tujuan :
- menghibur/reakreatif
- Informatif
- Argumantatif
- Persuatif
Read More..

PARAGRAF DESKRIPSI

Paragraf : bagian bab dalam suatu karanan yang mengandung pokok pikiran dan dimulai dengan menulis menjorok ke dalam.
Paragraf deskripsi : paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci dan bertujuan untuk melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat,mendenagr,membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Ciri-ciri :
1.Hal-hal yan meyentuh panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan) dijelaskan secar terperinci.
2.Penyajian urutan ruang gambaran atau pelukisa berupa perincian disusun secara berurutan perincian disusun secara berurutan mungkin dari kanan kekiri, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang dan sebagainya.
3.Ciri-ciri deskripsi dalam penggambaran benda atau manusia di dapatkan dengan mengamati bentuk,warna ,dan keadaan objek secar detail/ terperinci menurut penangkapan si penulis.
4.Dalam paragraf deskripsi unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran


Read More..
Paragraf
Syarat-syarat menulis paragraf:
1.kesatuan
artinya setiap paragraf harus memiliki 1 gagasan utama / pilihan utama yang dituliskan dalam kalimat utama.berdasarkan letak kalimat utamnya, paragaraf dibagi menjadi 5 :
a.deduktif
b.induktif
c.ineratif
d.tersirat
e.campuran


2.koherensi
artinya keterkaitan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Agar kalimat dalam paragraf koheren , yang harus dilakukan :
a.Repetisi
b.Penggunaan kata-kata ganti
c.Penggunaan kata-kat transisi (lalu, kemudian, karena, karena itu,dll)

3.pengembanagn paragraf
artinya paragraf harus di kembangkan dari gagasan utam menjadi gagasan-gagasan penjelas.

Read More..

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka: daftar pustaka yang berisi judul-judul buku, artikel-artikel, dan bahan bahan lain yang berhubbungan dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap.
Dafta rujukan ini dikenal dengan istilah daftar pustaka. Terletak di bagian akhir karya ilmiah, setelah bagian puntup. Daftar pustaka ini sebgai bentuk pertanggung jawaban ilmiah penulis terhadap orang lain yang pernyataan dikutip sebagi acuan.
Aturan penulisannya:
1.urutan penulisan daftar pustak adalah nama penulis, tahun terbit, judul buku,tempat terbit,dan naman penerbit. Setiap unsur diakhiri dengan tanda titik, kecuali antara tempat terbit dan nama penerbit digunakan tanda titik 2 (:)
2.jika penulis buku hanya satu orang dan namanya terdiri atas unsur kata atau lebih, penukisan nama harus dibalik. Unsur nama yang belakang diletakkan awal.
3.jika penulis ada 2orang dansetiap orang namanya lebih dari 2 unsur, maka unsur nama yang di alik adalah nama penulis yang pertama. Nama penulis kedua tetap ditulis seperti aslinya.
4.judul buku dicetak miring atau garis bawah jika diketik dengan mesin ketik.
5.penulisan seluruh isi daftar pustaka disusun secara urut berdasarkan abjad.

Contohnya :
Corina, Ida.1998. Anak Pantai Teratak. Jakarta : SIC.
Iskandar, N.St.1998.Salah Satu Pilihan. Jakarta : Balai Pustaka


Read More..

Macam-macam dari kalimat majemuk setara :

1.Kalimat majemuk setara pemilihan (atau)
a.“Kamu mau minum kopi atau kamu mau makan roti”.
b.Kamu mau ikut saya atau kamu mau ikut dia.
2.Kalimat majemuk setara penguatan (bahkan)
a.Dia belajar fisika bahkan 3 buku telah dia pelajari.
b.Septi makan bakso bahkan 3 porsi dia habiskan.
3.Kalimat majemuk setara berlawanan (tetapi)
a.Adiknya rajin tetapi kakaknya malas.
b.Demmez mengerjakan tugas di sekolah tetapi Nurun pulang ke rumah.
4.Kalimat majemuk setara urutan waktu (kemudian, lalu, lantas)
a.Dika mencuci baju kemudian dia menjemurnya.
b.Mira menyapu lantai kemudian dia mengepelnya.
5.Kalimat majemuk setara penggabungan (dan)
a.Ibu mengambil handuk dan kakak mengompres Dina.
b.Ia menggeleng- geleng dan ia mengatakan tidak

Read More..

MALAM

Di malam-malam yang sunyi
Tak ada cahaya yang menyinari hati ini
Kegelapan dan kesunyian selalu menyelimuti diri
Namun ku harus menerima dan menjalani
Segala cara telah ku coba
Tapi apalah dayaku
Mungkin ku harus pasrah pada illahi robbi.
KEBIMBANGANKU
Pagi yang cerah
Senyummu slalu mengiringi mentari
Apa itu tulus dari hati
Apa mungkin hanya tipuan diri

Yang mengoyak perhatian dan kasih
Sungguh ku tak mengerti dengan enigma ini..??
Apa ini kejujuran dari hati
Apa hanya emosi yang mengebu dalam diri
Entahlah aku bingung dengan diriku sendiri.

Read More..

Macam-macam kalimat:

1.kalimat berita
adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataaan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.
Contoh: kemarin ibu pergi ke Surabaya
2.kalimat Tanya
adalah kalimat yang bentuk susunannya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang di maksud.
Contoh: siapa nama kakakmu?
3.kalimat Tanya tak bertanya
adalah bentuk susunan kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban karena jawaban dari kalimat tersebut telah diketahui, dan kalimat ini sudah merupakan kalimat yang lengkap.
Contoh: ini tah yang kau sebut belajar?
4. kalimat perintah
adalah kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan orang kedua dan hubungannya erat sekali.
Contoh: tutup pintu itu!
5. kalimat ajakan
adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh: ayo kita pergi!
6. kalimat permintaan
adalah kalimat yang juga merupakan bentuk kalimat ajakan yang diperhalus yang biasanya juga disebut dengan kalimat permohonan. Biasanya pada bentuk kalimat ini disertai dengan kata-kata: Harap, Mohon.
Contoh: Kuharap kamu dapat memenuhi undanganku nanti malam!
7. kalimat perjanjian
adalah suatu bentuk susunan kalimat dimana pada kalimat tersebut ada suatu persyaratan sehingga menjadikan kalimat itu lengkap. Kalimat ini disebut juga kalimat bersyarat.
Contoh: kalau aku lulus aku akan mengadakan tasyakuran.
8. kalimat pasif
adalah suatu bentuk kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.
Contoh: kemarin aku diajak ibu ke Supermarket.
9.kalimat aktif
adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan, yang mengenai langsung terhadap obyeknya.
Kalimat aktif ada 2 macam:
a)Kalimat aktif transitif
adalah kalimat aktif yang kata kerjanya berobyek langsung.
Contoh: ayah membeli dasi.

b)Kalimat aktif intransitif
adalah kalimat aktif yang kata kerjanya tidak berobyek.
Contoh: ayah bekerja
10.kalimat verbal
adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja.
Contoh: adik bermain sepak bola di halaman
11.kalimat nominal
adalah kalimat yang predikatnya kata nama (kata benda, keadaan, dan kata ganti).
Contoh: apa itu?
12.kalimat penghargaan
adalah kalimat yang isinya mengharap sesuatu hal.
Contoh: mudah-mudahan ibu lekas datang.
13.kalimat pengandaian
Contoh: seandainya aku masih bekerja, pasti aku dapat membahagiakan ibu.
14.kalimat beralah
Contoh: walaupun dia kaya hidupnya tak bahagia
Meskipun melarat ia tak pernah murung.
15.kalimat langsung
adalah kalimat yang mempergunakan tanda petik atau kalimat yang langsung diucapkan oleh yang mengucapkan, berseru, bertanya, atau mengucapkan sesuatu.
Contoh: “berapa harga tas itu?” Tanya Fira kepada Ani.
16.kalimat tak langsung
adalah kalimat yang tidak meggunakan tanda petik dan bukan diucapkan secara langsung oleh yang mengucapkan atau yang mengatakan kalimat tersebut.
Contoh:
Fira berkata kepada Ani bahwa ia kemarin memenangkan lomba pidato di sekolahnya.
17. kalimat inti (sederhana)
adalah kalimat yang hanya terdiri dari subyek dan predikat.
Contoh: adik bermain
18. kalimat sempurna
adalah kalimat yang mempunyai subyek dan predikat
Contoh: adik bermain boneka.
19. kalimat tidak sempurna
adalah kalimat yang tidak mempunyai subyek atau predikat atau tidak mempunyai keduanya.
a) tidak mempunyai subyek
Contoh: kemarilah! (kemarilah kamu)
b)tidak mempunyai predikat
Contoh: maling! (ada maling)
c)tidak mempunyai subyek dan predikat
Contoh: di pasar (dimana kamu membeli buku itu?)
20.kalimat luas
adalah kalimat yang terdiri dari subyek, predikat dan diperluas dengan satu atau beberapa unsur keterangan (tambahan)
Contoh: dia menangis tersedu-sedu
21.kalimat tunggal
adalah kalimat yang terdiri dari 1 pola kalimat (1 subyek dan 1 prediket)
Contoh: Ibu memasak.
Ibu sebagai subyek, memasak sebagai predikat.
22.kalimat majemuk
adalah kalimat yang terdiri dari 2 pola kalimat atau lebih (subyeknya lebih dari satu dan prediketnya lebih dari satu).
Kalimat majemuk ada 3:
a)Kalimat majemuk setara, jika hubungannya sejajar yang biasanya di tandai dengan kata sambung dan, serta, kemudian, lalu, lantas, sesudah itu, dan sebagainya.
Contoh: ibu memasak nasi, ayah membaca Koran, dan adik bermain di halaman.
b)Kalimat majemuk rapatan
Adalah kalimat majemuk setara yang mempunyai bagian yang sama yang dirapatkan atau dijadikan satu.
Contoh: rumah itu baru saja di bangun dan sekarang di jual juga.
c)Kalimat majemuk bertingkat, jika mempunyai induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: anak itu baik pekertinya
Anak itu sebagai induk kalimat, baik pekertinya sebagai anak kalimat.



Cirri-ciri S, P, O, K, pel.:

1.subyek
cirri-ciri:
a.terdiri dari kata benda atau yang dianggap kata bendaatau yang dapat di ganti dengan kata benda
a.bagian kalimat yang diterangkan
b.cara mencari subyek yaitu dapat bertanya dengan kata apa atau siapa di muka predikat.
2.predikat
cirri-ciri:
a.bagian kalimat yang menerangkan subyek
b.cara mencari predikat yaitu dapat bertanya dengan kata mengapa.
3.obyek
ciri-ciri: untuk mencari obyek, diperlukan kata Tanya apa
obyek ada 3:
a)obyek penderita
cirinya: obyek yang menderita akibat perbuatan subyek
contoh: ayah membaca Koran.
Yang menjadi obyek penderita adalah k
Read More..

NADA HATI

Hembusan nafas mengalir merdu
Letusan hati memecah keheningan sunyi
Rintihan hati membanjiri angan dan impian
Hanyutkan karang dalam pelabuhan penantian
Dongengkan cerita asmara dalam cinta
Syair nada hati merobek sukma
Merasuk dan tenggelam dalam sanubari jiwa
Menyala antara panas api cemburu dan sayang
Memberi makna dalam cinta dan kasih sayang
Jalani kehidupan dengan pengorbanan
Agar terhenti sampai tujuan kenyataan
Dapatkan sandaran hati sang dambaan
Tuk berikan kasih sayang suci yang terdalam



Ciptaan by : Aan Nur Alib A.
Revisi by : Rifqotul A. Read More..

Kamis, 07 Januari 2010

Read More..

Senin, 04 Januari 2010

PERTEMANAN SEJATI





            engkau selalu ada dikala aku membutuhkanmu
       engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
     kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku
    dikala senja telah menyapa ,dikala ruang telah gunda
         kau selalu melengkapi!
    melengkapi serpihan hati yang sudah sirnah di hempas angin
 sahabatku...!!!!!!!!!!
   terima kasih atas kesetianmu
   terima kasih atas semu ilmu yang kamu berikan
    ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan ditempat manapun
 sahabatku …!!!!!!!!!!!!
  
kau memberikan semangat  yang baru dalam hidupku
  engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
 bukan ikatan teman yang kosong belakang
  sahabatku
 aku berharap padamu,
    jangan pernah tinggalkan aku
   sendiri menjalani hidup dalam dunia yang panah ini
aku tdk ingin luka yang sudah lama menutup
  kembali menganga lagi .

temanku,
sahabat sejatiku!!!!!
sumber by : http://puisicinta.org/2009/8/pertemanan-sejati.html
Read More..

Bahagia bisa menyayanginya


Entah sampai kapan ku bisa bertahan
menjaga seutuhnya kasih sayangku
meski dia bukan milikku,aku bahagia..
Meski aku tak sesempurna seperti yang dia minta
aku tetap bertahan

dimanapun aku menatap dunia
yang terbayang hanya senyum terindahnya
bahkan saat aku tak bisa lagi menatap dunia
kuharap aku bisa merasakan hangat canda tawanya

selamanya aku menunggu
hingga dia menyadari akan kasih tulusku

by Amrhy 
sumber by : http://www.1001puisicinta.co.cc/
Read More..

Cinta Yang Tak Pasti


mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
mungkin aku tak sengaja jg menyakiti
andai aku tau isi hatimu
andai kesempatan itu datang lagi padaku

sekarang mustahil bagiku
bahkan menyentuh bayangmu, aku tak mampu
sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
aku tau cinta ini sudah tak laku

tapi biarkan cinta ini aku miliki
biarkan cinta ni menjadi bebanku
aku tak peduli
meski menghambat jalanku
aku tau mencintaimu adalah tak pasti

oleh: Agus eko Ariwibowo 
sumber by : http://www.1001puisicinta.co.cc/
Read More..

Salah Nurunin Resleting


Tumini seorang wanita dewasa pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.

Bus kota datang, tumini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar.

Tapi, ough, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus. Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus.

Tumini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Tumini.

“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”

Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal aja berani-beraninya nurunin resleting celana gue.”

sumber by : http://de-kill.blogspot.com/2009/04/kumpulan-cerpen-lucu.html
Read More..

resensi


Judul: Soe Hok-Gie..Sekali Lagi
Penulis : Rudy Badil, dkk
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal : xxxix + 512 Halaman
Tahun : Desember 2009


Soe Hok Gie adalah ikon gerakan mahasiswa. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak aktivis kampus di era tahun 1980-an hingga 1990-an. Bahkan catatan hariannya yang dibukukan dalam Catatan Seorang Demonstran, menjadi semacam bacaan wajib bagi peminat ataupun simpatisan dunia pergerakan.

Dari buku tersebut dapat dilihat bagaimana Hok-Gie merespon realitas. Jejak kegelisahan, semangat, perenungan, sikap maupun idealismenya dapat dilihat dari buku tersebut. Buku tersebut seolah menjadi representasi dunia batin adik kandung budayawan Arief Budiman itu.
Namun, sisi human interest dari Hok-Gie memang sulit untuk dilacak. Rasanya belum ada literatur yang mengungkap sisi ini. Padahal hal ini boleh jadi sisi yang "misterius" dari Hok-Gie, sebut saja bagaimana cara ia bergaul dengan karib serta koleganya, bagaimana cara ia menangani permasalahan di lapangan, ataupun bagaimana hubungannya dengan beberapa teman dekat wanitanya.

Kehadiran buku Soe Hok-Gie…Sekali Lagi, tampaknya mulai membuka sisi lain dari Hok-Gie. Sosoknya perlahan mulai terungkap meskipun tidak bisa secara utuh mengurai kompelksitasnya.

Buku ini berisi sejumlah tulisan dari beberapa sahabat dekat, rekan pencinta alam yang tergabung dalam Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) Universitas Indonesia, budayawan, peneliti, sineas, maupun aktor. Dari tulisan-tulisan inilah dapat diketahui mozaik lain dari Hok-Gie.

Penulis pertama buku ini adalah Rudy Badil, salah seorang anggota Mapala UI yang ikut serta dalam pendakian ke Semeru pada pertengahan bulan Desember 1969. Di bagian awal inilah Rudy menceritakan apa yang dialaminya pada hari-hari saat-saat terakhir bersama Hok-Gie.
Tulisan ini diletakan di bagian awal karena memang kisah inilah yang paling tragis dari Hok-Gie. Di bagian ini dikisahkan saat-saat terakhir Rudy Badil bersama Hok-Gie. Dikisahkan bagaimana ia sempat melihat Hok-Gie yang masih bertahan di puncak Semeru sementara pendaki lain sudah turun karena cuaca saat itu dianggap mulai tidak bersahabat.

Namun tidak lama setelah itu Rudy Badil diberitahu oleh pendaki lain bahwa Hok-Gie dan Idhan Lubis mengalami kecelakaan. Belakangan diketahui kematiannya itu disebabkan oleh gas beracun yang keluar dari kawah Semeru, gunung berapi yang masih aktif.

Dikisahkan pula bagaimana sulitnya proses evakuasi kedua jenazah tersebut. Hal ini disebabkan sulitnya menjangkau lokasi karena medan yang cukup berat. Namun, dengan bantuan penduduk setempat, kedua jenazah dapat diturunkan.

Dari sejumlah tulisan lain dalam buku ini, terungkap pula bahwa Hok-Gie adalah sosok idealis yang seakan tidak pernah takut kepada siapa pun selama ia yakin dengan sikapnya. Bahkan ia siap berhadapan dengan penguasa jika memang penguasa tersebut berbuat sesuatu yang dianggapnya mencederai rasa keadilan.

Tidak heran jika kritik mapun protes keras acap kali ia sampaikan kepada penguasa, terutama lewat tulisan-tulisannya di berbagai media massa. Hasilnya, Hok-Gie memang dianggap orang yang berseberangan dengan penguasa. Termasuk ketika Hok-Gie terang-terangan melawan Presiden Soekarno yang dianggap memberi ruang terlalu berlebihan untuk Partai Komunis Indonesia (PKI).

Menariknya, meskipun Hok-Gie adalah seorang anti-komunis--ditandai dengan dengan terjun langsungnya ia ke arena perlawanan terhadap komunisme--tetapi dia tetap protes ketika terjadi pembantaian massal terhadap orang-orang yang dianggap memiliki hubungan dengan PKI tanpa melalui proses di pengadilan.

Stanley Adi Prasetyo, Komisioner Komnas HAM Republik Indonesia yang menyumbangkan tulisan dalam buku ini, mengutip tulisan Hok-Gie untuk memperlihatkan sikap Hok-Gie, terhadap masalah pembantaian tersebut. Hok-Gie dalam dalam majalah Mahasiswa Indonesia edisi Jawa Barat menulis, ketika pembunuhan dilangsungkan, para tawanan sering minta untuk segera dibunuh saja. Alasannya, mereka telah mengetahui bagaimana hidup mereka akan berakhir. Hal itu dilakukan karena mereka takut menghadapi siksaan atau cara pembunuhan mengerikan yang dilakukan oleh manusia yang menyebut dirinya ber-Tuhan (Hal. 349).
Hok-Gie memang sinis dengan ketidakadilan maupun kemunafikan. Ia tidak segan melakukan serangan terhadap realitas seperti itu. Untuk soal ini sikapnya hanya hitam-putih, tidak ada wilayah abu-abu. Dalam pandangannya, setiap kekeliruan harus diluruskan, meskipun itu dilakukan seorang pejabat yang memiliki otoritas.

Keiritisan Hok-Gie ternyata bersifat mengakar, hingga menyentuh persoalan agama. Dalam hal ini Hok-Gie tidak main mutlak-mutlakan. Ia yang mengaku mengalami "krisis kepercayan", menolak pendapat dari otoritas pemuka agama yang menyatakan bahwa agama yang mereka anut adalah satu-satunya agama yang akan mengantarkan manusia ke surga. Bagi Hok-Gie gagasan ini terlalu berlebihan. Baginya agama haruslah membawa pembebasan, dan bukan menjadi alat masyarakat untuk mencapai kepentingan tertentu.

Di balik itu semua ada sisi menarik lain dari Hok-Gie. Meskipun selalu berikap kritis dan tegas terhadap apa yang dilihatnya, toh tetap saja Hok-Gie adalah anak muda dengan dinamikanya sendiri, entah itu dalam pergaulan, komunitas hobi, kampus, sampai perempuan.
Dalam pergaulan misalnya Hok-Gie dikenal akrab dan terbuka dengan sejumlah kawan. Pembicaraan mereka pun sangat khas anak muda, termasuk subjek atau pembicaraan yang dianggap "menyerempet bawah perut"--begitu istilah Kartini Syahrir dalam buku ini.
Sisi lain kemanusiaan Hok-Gie yang ingin diungkap dalam buku inilah adalah kesepian yang dialaminya. Di tengah kegiatannya yang nyaris seakan tidak ada jeda, mulai dari menggalang massa mahasiswa turun ke jalanan, hingga naik gunung bersama pecinta alam lainnya, Hok-Gie adalah potret manusia yang dilanda sepi. Keironisan itulah yang ditangkap oleh Aris Santoso dalam buku ini. Inilah kesepian yang harus diterima Hok-Gie sebagai konsekuensi dari pilihan idealisme, keteguhan hati, dan kesetiaan kepada kebenaran.

Jelaslah, buku ini bukan sebuah usaha untuk mengultuskan sosok Hok-Gie. Sebaliknya buku ini mencoba untuk memperlihatkan sosok Hok-Gie apa adanya, dari sudut pandang orang-orang yang mengagumi dan mencintainya.

Buku ini sebenarnya dapat lebih kaya jika surat-surat pribadi Hok-Gie hasil korespondensinya dengan sejumlah orang dapat dimuat. Bukankah ia disebut-sebut berkorespondesi dengan Ben Anderson, Daniel S Lev, David R Looker, Syharir, sampai Onghokham. Tentu saja hal ini perlu usaha yang lebih rumit untuk mengumpulkan kembali surat-surat yang dimaksud.

Namun demikian, kehadiran Soe Hok-Gie...Sekali Lagi sedikitnya dapat memberikan sebuah penggalan lain kisah seorang Hok-Gie. Kita pun diingatkan kembali bukan hanya kepada keberaniannya, tetapi juga persoalan bangsa Indonesia yang membutuhkan politisi serta pemimpin yang peduli, peka dan siap bekerja untuk kemajuan bangsanya tanpa pamrih.
sumber : http://ulas-buku.blogspot.com/
Read More..

Peradilan Rakyat


Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?
posted by imponk
sumber : http://kumpulan-cerpen.blogspot.com/ Read More..

BINTANGKU YANG TELAH PUPUS

Bintangku,,
Kau mulai mencuri hatiku
Kau buat hari-hariku berwarna
Kau selalu buat ku tertawa bahagia di jiwa
Kau hadirkan kesejukkan dalam hati dan jiwaku
Memberi semangat yang telah hilang
Namun kamu kenapa menyakiti ku lagi
Ketika ku terlanjur telah mencintaimu
Dan berharap akan dirimu yang mencintaiku
Tapi kenapa aku harus mengulang sakit hati yang begitu pedih nie
Mungkin kau bkan orang yang tepat yang ditaqdirkan buatku
Meski begitu aku trima kasih karn aku dah diberi kesempatan buat kenal dan sayang sama kamu
Meski hanya sebentar saja mengenal kamu.
by: rifqotul aliyah
Read More..

Kesedianku

Hati yang melemah
Menyedihkan jiwa
Dan meneteskan air mata
Hingga ku binggung mengobati-Nya
Tak ada lagi bulan yang tersenyum
Menghidupkan suasana yang indah
Yang dihiasi dengan senyum dan tawa
Ku ingin kembali ceria
Tapi siapa yang mampu mengembalikannya
Adakah seseorang yang mampu mengobati-Nya
Yang dapat buat aku tertawa
Dan memberi kenangan terindah
Karena ku kesepian hari yang gundah
by: rifqotul aliyah Read More..

MENUNGGU

Ku tunggu-tunggu di malam ini
Semakin lam kian terasa sunyi
Kau tak kunjung tiba lagi
Ku utarakan pada ranting pohon yang bergoyang
Bahwa obat rinduku telah datang
Ku utarakan pada semua insan
Kau hanya tercipta untukku
Biar cinta ini bersemi
Memacu seperti bait puisi
Yang mengalir dan terpatri
Dalam keheningan irama hati
by: rifqotul aliyah Read More..